Telepon dari Pak Djamil IAIN
Kemarin Jumat, saya dapat telepon dari Pak Profesor Abdul Djamil. Beliau ini rektor IAIN Walisongo Semarang yang sangat saya hormati. Teleponnya terus terang membuat saya surprise, saya ketemu beliau kurang lebih sebulan yang lalu di semarang. Kita kebetulan punya rencana bikin sesuatu di kota ini.
Tapi telepon beliau kali ini kali ini agak beda, Pak Djamil tanya ke saya, kenapa membuat Kampanye Nasional : Jangan bugil di depan kamera?
Jawab saya sederhana, Saya kepingin sekali-sekali berbuat baik. Mungkin baru sekarang dapat jalannya dan dengan cara yang sangat sederhana.
Beliau tertawa, mungkin ini tanggapan paling jujur yang pernah saya dapatkan : Beliau mendukung kampanye ini.
Kita bicara ngalor ngidul via handphone. Seputar kegiatan berikutnya dari kampanye ini, bagaimana membuatnya menjadi sebuah gerakan kesadaran dan bagaimana membuat semua orang merasa ikut serta dalam menjalankan kampanye sederhana ini.
Sebelumnya, pada tahun 2006, saya pernah membuat workshop pembuatan film independen selama seminggu di kampus Fakultas Dakwah IAIN Semarang. Pak Djamil yang memfasilitasi saya agar bisa membagikan ilmu di sana. Terus terang, saya agak kaget melihat berbagai macam fasilitas dan laboratorium produksi yang dimiliki IAIN. Mereka mempunyai 2 kamera High Definition yang boleh digunakan semua mahasiswa. Hebat ya?
Kembali ke masalah ngobro soal kampanye tadi, saya dan Pak Djamil kebetulan punya ide mengangkatnya sampai ke acara real di lapangan. Semacam Off air gitulah, nggak melulu lewat internet. Kepinginnya, melakukan janji bersama mulai di Semarang. Nggak tahu deh mau menggunakan Simpang Lima atau di mana saja. Yang penting, menyebarkan semangat berjanji ke anak muda. Janji untuk tidak Bugil di depan kamera!
Aneh? Nggaklah teman, semoga rencana ini bukan rencana ngawur. Ayo kita semua bergandengan tangan. Selamatkan negeri ini, selamatkan anakmuda dari bahaya pornografi yang mereka ciptakan sendiri.
Semoga saja langkah ini benar, semoga saja kita semua bisa berteman bersama. Berbagi beban. Semoga saja.
salam
Sony set.
Tapi telepon beliau kali ini kali ini agak beda, Pak Djamil tanya ke saya, kenapa membuat Kampanye Nasional : Jangan bugil di depan kamera?
Jawab saya sederhana, Saya kepingin sekali-sekali berbuat baik. Mungkin baru sekarang dapat jalannya dan dengan cara yang sangat sederhana.
Beliau tertawa, mungkin ini tanggapan paling jujur yang pernah saya dapatkan : Beliau mendukung kampanye ini.
Kita bicara ngalor ngidul via handphone. Seputar kegiatan berikutnya dari kampanye ini, bagaimana membuatnya menjadi sebuah gerakan kesadaran dan bagaimana membuat semua orang merasa ikut serta dalam menjalankan kampanye sederhana ini.
Sebelumnya, pada tahun 2006, saya pernah membuat workshop pembuatan film independen selama seminggu di kampus Fakultas Dakwah IAIN Semarang. Pak Djamil yang memfasilitasi saya agar bisa membagikan ilmu di sana. Terus terang, saya agak kaget melihat berbagai macam fasilitas dan laboratorium produksi yang dimiliki IAIN. Mereka mempunyai 2 kamera High Definition yang boleh digunakan semua mahasiswa. Hebat ya?
Kembali ke masalah ngobro soal kampanye tadi, saya dan Pak Djamil kebetulan punya ide mengangkatnya sampai ke acara real di lapangan. Semacam Off air gitulah, nggak melulu lewat internet. Kepinginnya, melakukan janji bersama mulai di Semarang. Nggak tahu deh mau menggunakan Simpang Lima atau di mana saja. Yang penting, menyebarkan semangat berjanji ke anak muda. Janji untuk tidak Bugil di depan kamera!
Aneh? Nggaklah teman, semoga rencana ini bukan rencana ngawur. Ayo kita semua bergandengan tangan. Selamatkan negeri ini, selamatkan anakmuda dari bahaya pornografi yang mereka ciptakan sendiri.
Semoga saja langkah ini benar, semoga saja kita semua bisa berteman bersama. Berbagi beban. Semoga saja.
salam
Sony set.
Comments