Fieldtrip ke TransTV - Workshop Skenario Gelombang 2
Diambil dari Milis Penulistangguh@yahoogroups.com
catatan fieldtrip
Posted by: "Amrizal Muchtar" dramrizal@yahoo.co.id dramrizal
Mon May 7, 2007 6:06 am (PST)
Berikut catatan fieldtrip 3- 4 Mei 2007,
Siang itu, aku sudah berada di depan gedung transtv.
Ini adalah field trip pertama yang aku ikuti yang merupakan kelanjutan dari workshop penulisan skenario gelombang kedua, 31 Maret-1 april yang lalu.
Gila, pikirku. Gedung tanstv besar dan mewah sekali. Aku jadi agak deg-degan. Apalagi tampak sekuriti yang sangat ketat. Akhirnya aku pun masuk. Aku agak lega, karena di pintu gerbang aku ketemu dengan teman seperjuangan, (He he) Meli yang juga peserta workshop 2.
Kami pun segera menuju kantin transtv-bank mega, tempat pertemuan dengan Sony Set, penulis skenario berpengalaman yang akan mempertemukan kami dengan eksekutif produser transtv. Di jalan menuju ke kantin kami ketemu lagi dengan teman seperjuangan lain, Citra, peserta workshop 2 juga yang ditemani sahabatnya (kalau tidak salah) namanya Retno yang merupakan seorang penulis cerita anak-anak.
Kami berempat pun segera masuk ke kantin yang berada di lantai P1.Kantinnya tampak ramai sekali. Penuh dengan karyawan-karyawan transtv yang khas dengan baju hitam berlogo trantv di lengan kanannya. Ini pasti karena merupakan waktu makan siang, pikirku.Kami celingak-celinguk mencari-cari mas Soni. Ternyata mas Sonynya masih dalam perjalanan.
Beberapa menit kemudian terlihat Kin kin, seorang guru fisika yang juga peserta workshop 2, yang segera bergabung dengan kami. Kemudian akhirnya mas sony datang. Beberapa menit kemudian, kami pun segera naik ke gedung transtv lantai 8 untuk ketemu mbak eti, satu dari lima exekutif produser transtv.
Mbak Eti ini adalah eksekutif produser program GOOD MORNING. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya yang ditunggu tiba juga. Perasaan ini jadi tambah deg-degan. Tapi itu segera hilang setelah menangkap kesan pertama dari Mbak Eti, yang ternyata adalah seorang yang ramah.
Di sini saya agak terkejut. Ternyata presentasi program ke televisi itu sangat simpel. Istilah Mas Sony, sesimpel “obrolan di warteg”. Ya, memang.
Tidak seresmi yang saya bayangkan sebelumnya. Kita hanya perlu berhadapan langsung dengan eksekutif dan berbicara langsung berhadapan, tanpa perlu mempersiapkan dan membuka file powerpoint seperti presentasi-presentasi resmi lainnya.
Dalam suatu ruangan yang sempit di lantai 8, kami satu persatu membacakan proposal-proposal kami. Ada yang membacakan program skenario sitkom, ada juga yang membacakan program non drama. Keputusan diterima atau tidak ternyata tak langsung. Kami harus menunggu pemberitahuan selanjutnya.
Tapi terlepas dari diterima atau tidaknya proposal, saya pribadi tetap merasa senang, karena telah menyelesaikan satu langkah untuk menjadi penulis skenario. Ini tentulah merupakan pengalaman yang sangat berharga.Dan kesenangan itu bertambah lagi saat muncul satu kejutan yang cukup menggembirakan. Kami ditantang oleh Mbak Eti untuk membuat program anak-anak semacam “lazy town” yang tayang di global tivi. Kami cuma diberi waktu satu minggu.
Wah wah wah, apa kami bisa ya? Pikirku. Kami pasti bisa!
(catatan : saat ini, tim penulis tangguh sedang berusaha keras menyelesaikan berbagai macam skenario untuk membuat tayangan anak yang InsyaAllah akan bekerja sama dengan tim Inhouse Production TransTV untuk diproduksi). Mari kita berdoa kawan, agar semua menjadi nyata. dan kita bisa berbuat baik lewat tayangan televisi - Sony Set)
catatan fieldtrip
Posted by: "Amrizal Muchtar" dramrizal@yahoo.co.id dramrizal
Mon May 7, 2007 6:06 am (PST)
Berikut catatan fieldtrip 3- 4 Mei 2007,
Siang itu, aku sudah berada di depan gedung transtv.
Ini adalah field trip pertama yang aku ikuti yang merupakan kelanjutan dari workshop penulisan skenario gelombang kedua, 31 Maret-1 april yang lalu.
Gila, pikirku. Gedung tanstv besar dan mewah sekali. Aku jadi agak deg-degan. Apalagi tampak sekuriti yang sangat ketat. Akhirnya aku pun masuk. Aku agak lega, karena di pintu gerbang aku ketemu dengan teman seperjuangan, (He he) Meli yang juga peserta workshop 2.
Kami pun segera menuju kantin transtv-bank mega, tempat pertemuan dengan Sony Set, penulis skenario berpengalaman yang akan mempertemukan kami dengan eksekutif produser transtv. Di jalan menuju ke kantin kami ketemu lagi dengan teman seperjuangan lain, Citra, peserta workshop 2 juga yang ditemani sahabatnya (kalau tidak salah) namanya Retno yang merupakan seorang penulis cerita anak-anak.
Kami berempat pun segera masuk ke kantin yang berada di lantai P1.Kantinnya tampak ramai sekali. Penuh dengan karyawan-karyawan transtv yang khas dengan baju hitam berlogo trantv di lengan kanannya. Ini pasti karena merupakan waktu makan siang, pikirku.Kami celingak-celinguk mencari-cari mas Soni. Ternyata mas Sonynya masih dalam perjalanan.
Beberapa menit kemudian terlihat Kin kin, seorang guru fisika yang juga peserta workshop 2, yang segera bergabung dengan kami. Kemudian akhirnya mas sony datang. Beberapa menit kemudian, kami pun segera naik ke gedung transtv lantai 8 untuk ketemu mbak eti, satu dari lima exekutif produser transtv.
Mbak Eti ini adalah eksekutif produser program GOOD MORNING. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya yang ditunggu tiba juga. Perasaan ini jadi tambah deg-degan. Tapi itu segera hilang setelah menangkap kesan pertama dari Mbak Eti, yang ternyata adalah seorang yang ramah.
Di sini saya agak terkejut. Ternyata presentasi program ke televisi itu sangat simpel. Istilah Mas Sony, sesimpel “obrolan di warteg”. Ya, memang.
Tidak seresmi yang saya bayangkan sebelumnya. Kita hanya perlu berhadapan langsung dengan eksekutif dan berbicara langsung berhadapan, tanpa perlu mempersiapkan dan membuka file powerpoint seperti presentasi-presentasi resmi lainnya.
Dalam suatu ruangan yang sempit di lantai 8, kami satu persatu membacakan proposal-proposal kami. Ada yang membacakan program skenario sitkom, ada juga yang membacakan program non drama. Keputusan diterima atau tidak ternyata tak langsung. Kami harus menunggu pemberitahuan selanjutnya.
Tapi terlepas dari diterima atau tidaknya proposal, saya pribadi tetap merasa senang, karena telah menyelesaikan satu langkah untuk menjadi penulis skenario. Ini tentulah merupakan pengalaman yang sangat berharga.Dan kesenangan itu bertambah lagi saat muncul satu kejutan yang cukup menggembirakan. Kami ditantang oleh Mbak Eti untuk membuat program anak-anak semacam “lazy town” yang tayang di global tivi. Kami cuma diberi waktu satu minggu.
Wah wah wah, apa kami bisa ya? Pikirku. Kami pasti bisa!
(catatan : saat ini, tim penulis tangguh sedang berusaha keras menyelesaikan berbagai macam skenario untuk membuat tayangan anak yang InsyaAllah akan bekerja sama dengan tim Inhouse Production TransTV untuk diproduksi). Mari kita berdoa kawan, agar semua menjadi nyata. dan kita bisa berbuat baik lewat tayangan televisi - Sony Set)
Comments