JBDK - Saatnya Kita Bergerak Bersama!
JBDK : Saatnya Bergerak!
Rekan, sekedar saran untuk Anda semua yang tertarik untuk berkampanye JBDK, “Jangan Bugil di Depan Kamera!” . Dimanapun Anda berada, apapun kegiatan Anda dan apapun tujuan Anda.
Yang pertama, kami hanya bisa meminta Anda untuk rela capek dan berkorban. Anda mungkin akan dianggap aneh karena melaksanakan gerakan ini, Anda akan tersedot tenaga dan pikiran, dan mungkin saja, uang! Boleh percaya atau tidak, hingga detik ini, Gerakan JBDK adalah gerakan mandiri! Kami bisa bergerak dan berkampanye karena mengeluarkan dana dari kantong sendiri! Boleh dicek, di JBDK nggak ada dana-dana politik yang nggak jelas, nggak ada dana aliran BLBI dan dana-dana haram yang sering digunakan untuk Money Laundry! Nggak ada itu semua! Jadi, kalau Anda merasa cukup energi dan kesadaran untuk melaksanakan gerakan ini, lakukanlah!
Yang ke dua! Jangan terlalu berharap banyak! Banyak rekan-rekan yang mencoba bergabung dengan JBDK, pada awalnya berharap terlalu banyak. Mungkin mereka menduga, dengan berkampanye JBDK, mereka akan cepat ngetop, terekspos dan bisa mendapat bantuan dari pihak-pihak manapun dalam waktu singkat! Jangan pernah terlalu fanatik, sok nasionalis atau terlalu berapi-api di awal, lalu hilang tanpa jejak
JBDK itu bukan seperti lagu POP yang cepat ngetop lalu hilang begitu saja. Salah besar kalau mendefinisikan JBDK sebagai Tren Sesaat. Ini gerakan alon-alon waton kelakon. Pelan-pelan bung! Nggak usah tergesa-gesa, namanya juga kampanye moral. Kita masih punya waktu hingga 2017 untuk membuktikan apakah JBDK bisa membuat kesadaran dikalangan anak muda untuk tidak membuat film, video dan foto bugil!
Kita nggak mau terburu-buru, sabar…sabar…dan sabar! Karena untuk berjuang demi sebuah kebaikan, diperlukan ketabahan untuk tetap berjuang.
Ke 3, Lakukan dengan Hal yang Paling Sederhana! Buat rekan-rekan yang ingin berkampanye JBDK, lakukan hal-hal kecil yang sederhana. Jangan mimpi di siang bolong untuk mengadakan konser musik atau pertunjukan Extravaganza sekelas kampanye Pemilihan Umum! Ini gerakan sederhana, kecil-kecilan. Anda bisa mulai menyebarkan semangat JBDK di lingkungan keluarga. Kecuali kalau Anda cukup kuat untuk menghimpun massa, atau punya event organizer yang bisa membuat event besar. Tetapi, sadarlah, bahwa kerja kita masih panjang. Nggak perlu mengumbar emosi dan promosi, biarkan mengalir, nanti juga ketemu jalannya.
Ke 4, berdoalah, agar kita bisa bertahan hingga 2017. Lalu nanti kita umumkan bersama-sama, apakah JBDK bisa melawan kegilaan pornografi, atau malah mati kolaps bersama kehancuran moral bangsa ini. Tapi yakinlah, karena gerakan moral seperti ini harus tetap hidup, walaupun dalam jumlah koloni yang terkecil.
Siapa saja bisa menjadi aktivis JBDK. Berjanjilah, Demi masa depan kita dan Indonesia yang lebih baik, Kami berjanji untuk tidak akan pernah bugil di depan Kamera!
Salam JBDK
Sony Set
http://tvlab.blogspot.com
Menanggapi fitnah dan tuduhan yang dilontarkan PUF dengan sangat emosional, saya mencoba menerangkan kepada rekan-rekan yang mencoba mengkonfirmasi ke halaman ini. Saya mendapatkan bantuan informasi dari panitya IBA Award 2007, tentang mengapa, saya terpilih sebagai salah satu nominee dari penghargaan tersebut. Saya dipilih dan bukan mendaftar untuk mendapatkan award tersebut, selebihnya, Anda bisa membaca dari image dibawah ini :
Penjelasan dari IBA XL Award
Jangan Bugil di Depan Kamera! didirikan oleh saya pribadi pada tanggal 11 April 2009. Anda bisa cek posting pertama di link http://tvlab.blogspot.com/2007/04/kampanye-nasional-anak-muda-indonesia.html dan link Wawancara Radio
Lalu, pada akhir mei 2007, Peri Umar Farouk datang menawarkan menjadi moderator situs http://www.janganbugildepankamera.org . Mulanya saya menganggap orang ini berniat baik membuatkan situs JBDK. Cuma anehnya, cara penulisannya menghilangkan kata 'di'. Dan ternyata dugaan saya benar, PUF sengaja melakukan itu dan membuat wilayah JBDK menjadi wilayah miliknya pribadi. Padahal, JBDK yang saya buat dan saya ciptakan telah saya daftarkan ke HAKI dan saya mendapatkan hak pengakuan sebagai kreator dan penciptanya.
PUF mulaui membuat ulah dengan selalu menjelek-jelekkan nama baik saya lewat situs janganbugildepankamera.org. Saya mencoba bersabar, dan puncak kegilaannya (ketidak sopanan PUF) adalah dengan memaksa ikut acara konferensi pers di KPP pada maret 2008. Acara itu saya rancang bersama ASDEP Sofinas. Bahkan ibu Sofinas memohon saya mengijinkan PUF untuk bisa hadir dalam acara tersebut .
Mulanya saya menolak, tapi okelah, saya mengijinkan PUF hadir di acara konferensi pers yang diselenggarakan Kementrian negara pemberdayaan perempuan, dan hasilnya, yah seperti orang yang nggak tahu sopan santun, PUF datang dan..wah saya males cerita deh...
Ajaibnya, Peri Umar Farouk menjadi pemilik penerbit Liliput Jogjakarta yang menerbitkan naskah saya yang berjudul "Rahasia Menulis Skenario Profesional".
Sampai detik ini, saya tidak pernah mendapatkan laporan royalty dari penjualan buku yang sudah didistribusikan sejak Maret 2008. Ironis ya? Peri Umar Farouk mencoba menjelek-jelekkan saya lewat situs JBDK, tetapi malah mengiklankan buku tulisan saya . Silahkan anda klik ke http://groups.yahoo.com/group/hukumugm/message/446
Offline
Send Email
Judul Buku: Rahasia Menulis Skenario Profesional
Penulis: Sony Set
Tebal: 240 hlm 15,5 x 23,5 cm
Harga: Rp 30.000,-
marketing_liliput@...
Telp. (0274) 7880125
Pembelian di wilayah Jawa bebas ongkos kirim
- kontrak kerja dan sistem kerja penulis skenario
- trik menjual skenario, lengkap dengan alamat ph dan stasiun televisi
- the nine-act structure
- contoh skenario dari dalam dan luar negeru, baik format sinetron atau film
Saya rasa, saya sudah selesai menceritakan apa adanya tentang permasalahan di JBDK. Saya nggak meminta Anda untuk percaya begitu saja, tetapi saya juga nggak mau Anda termakan fitnah dan opini PUF yang selama ini disebarkan kemana-mana.
JBDK tetap berjalan di blog resminya di http://tvLab.blogspot.com
Saya tidak ingin memperpanjang masalah ini, semoga Gusti Allah SWT yang memberikan jalan keluarnya.
salam JBDK!
Sony Set, Founder JBDK
Comments