No Nude on Camera Campaign - Welcome to the Jungle!


Rekan,

Sekedar mengingatkan, bahwa tanggal 15 Juni 2007, tepat jam 13.00 - hari Jum'at , kami dari TVLab Communications Indonesia, Indonesia Kreatif, segenap komponen penggerak kampanye "Jangan Bugil di depan Kamera" akan turun ke lapangan.

Kami akan mulai menjelajah kota Semarang - Simpang Lima, membagikan semangat dan informasi untuk menolak kegilaan pembuatan film porno.

Kampanye ini sebagai pemanasan dari kampanye-kampanye berikutnya yang akan kami sebarkan di seluruh tanah air. Anda, saya, kami, teman-teman dan segenap anak muda Indonesia adalah orang-orang yang bisa menghentikan Laju pertumbuhan film porno yang sudah mencapai 500 lebih.

Pada bulan Juli, Insya Allah kami akan meluncurkan Buku "500+ Gelombang Film Porno Indonesia - Kejadian Luarbiasa Generasi Muda Indonesia"

Buku tersebut akan membongkar sisi gelap industri pornografi dan fenomena anak muda yang keranjingan membuat film porno dengan handycam dan handphone.

Saatnya bergerak kawan! Lawan kegilaan ini, mari kita mulai saat ini juga.

Berjanjilah : "Demi Masa depan kita dan Indonesia yang Lebih baik, Kami berjanji tidak akan bugil di depan Kamera Selamanya!"

salam

TV Labcommunications, Indonesia Kreatif, Penulistangguh, Penerbit Liliput
http://tvlab.blogspot.com
http://www.janganbugildepankamera.org

Sony SEt 0818 936 046 - (0274) 701 7358


( cuplikan isi buku 500+ gelombang Video Porno Indonesia)

Welcome to the Jungle!

Apakah Anda seorang wanita berpenampilan menarik? Cantik, sexy, pujaan para pria? Anda adalah calon korban berikutnya dari industri pornografi! Apakah Anda seorang lelaki ganteng? Terkenal? Digilai para wanita? Anda adalah calon aktor yang kelak akan dijadikan bintang film porno! Apakah Anda orang tua dengan anak-anak yang masih kecil? Mempunyai anak yang tumbuh sehat, namun Anda tidak sempat mengawasi perkembangannya? Berhati-hatilah, anak anda adalah calon mainan baru para fedofilia.

Dan apakah Anda sedang menjalin cinta dengan kekasih Anda? Anda seorang pelajar ataupun Mahasiswa? Sedang terbuai dengan rayuan gombal atas nama cinta dan pengorbanan? Percayalah, beberapa situs porno buatan lokal mau membayar Anda dan pasangan anda untuk beradegan sex, direkam dan disebarluaskan. Apakah Anda saat ini sedang kesulitan uang? Ingin membayar uang semester, biaya ujian, atau uang bulanan kost, namun tidak ada uang sepeserpun di kantong Anda? Bagaimana jika suatu saat Anda ditawari untuk bermain sex dengan wanita/pria yang tidak anda kenal dan dibayar jutaan rupiah untuk sebuah rekaman 30 menit?

Saya sedang tidak bercanda untuk menuliskan hal-hal di atas. Terus terang, saya mencoba menulis dengan kata-kata yang paling halus untuk menerangkan kondisi industri pornografi terkini di negeri yang indah ini. Tetapi saya tidak sanggup menahan semua data dan fakta yang saya dapatkan, betapa negeri kita sedang diincar oleh berbagai kekuatan industri sex dunia, dijadikan lahan yang subur, surga pornografi sejatinya.Beberapa hari sebelum buku ini selesai ditulis, seorang teman menghubungi penulis dan menceritakan pengalaman barunya yang cukup mengejutkan. Kami bertemu di pinggiran kota Jogjakarta. Teman saya ini seorang mahasiswa semester akhir di sebuah universitas terkenal di kota ini. Tanpa saya pancing, ia menceritakan unek-uneknya :

“Mas, percaya nggak, beberapa waktu yang lalu, saya ditemukan dengan seseorang di sebuah kafe besar di Jogjakarta. Orang tersebut menawari saya uang dua juta rupiah untuk sebuah pekerjaan yang tidak pernah saya bayangkan, “ tutur teman saya tersebut dengan raut wajah serius.

“Pekerjaan apa? Dua juta rupiah itu lumayan besar lho untuk kelas mahasiswa?”

“Bukan begitu mas, lama pekerjaannya hanya satu hari. Tapi jenis pekerjaannya itu yang membuat saya bingung untuk menerimanya. Ia menawari saya sebagai pemeran pria film porno lokal!”

Saya tertegun diam demi mendengar pengakuan teman saya tersebut. Ditawari menjadi pemain film porno? Sudah sedemikian berkembangkah industri pornografi di negeri ini? Menjangkau kota-kota di daerah, menyebarkan jebakan dengan umpan uang ke setiap anak muda yang mereka temui. Lalu saya coba bertanya kembali ke teman saya tersebut.

“Kamu terima tawarannya?”..............

silahkan baca cuplikan selengkapnya pada
http://tvlab.blogspot.com/2007/04/kampanye-jangan-bugil-di-depan-kamera.html

Comments

Anonymous said…
setuju bang! kekuatan akting, tehnik,teknologi jauh lebih utama (dan berprestasi) dari pada telanjang tok. ga ada film telanjang dapat oscar,palm d'or, venice fest, korean film fest.mari berkualitas!