Di balik layar : Audisi Srimulat Cari Bakat [Srimulatlah, sebelum Srimulat itu di larang!]
Di balik layar : Audisi Srimulat Cari Bakat
[Srimulatlah, sebelum Srimulat itu di larang!]
Pelan tapi pasti. Riuh rendah atau tanpa bunyi. Gegap gempita atau gerilya tanpa suara. Begitu mungkin cara menceritakan dalam kalimat singkat, bagaimana Audisi Srimulat Cari Bakat ANTV itu dibuat. Bukan karena masalah terlalu cepat atau dikejar deadline, melainkan membuat acara Audisi Srimulat Cari Bakat adalah persoalan rumit di atas ide yang seolah sederhana. Idenya hanya berupa sebuah tulisan di buku : Srimulat, Aneh Yang Lucu. Buku yang kebetulan saya tulis ini, mencoba menginspirasi 2 tim kerja : Manajemen Srimulat dan Tim Produksi ANTV. Sebuah kolaborasi yang tidak mudah, tidak ringan dan luar biasa membutuhkan banyak fokus, kesabaran dan perjuangan. Membuat audisi mencari bakat komedian yang kelak akan menjadi anggota Srimulat Next Generation adalah pertaruhan yang tidak main-main.
“Kalau audisi ini berhasil, nama ANTV akan terangkat dengan program komedi Srimulat. Namun bila sebaliknya, kita sama-sama bubar,” canda Mbak Herty Purba, Deputi Produksi ANTV di tengah-tengah meeting panjang yang sudah kita gelar bersama sejak Februari 2011. Sungguh sebuah pertaruhan besar melibatkan legenda lawak yang telah menginjak 61 tahun dalam berkarya di dunia panggung. Bahkan, kiprah Srimulat di dunia televisi nasional telah mencapai 30 tahun, dihitung dari tahun 1981 awal mula mereka bermain di TVRI.
Banyak di antara kita yang tumbuh dan berkembang dinaungi dan dininabobokan dengan dongeng cerita Srimulat yang amat khas dan egaliter.
“Srimulat akan selalu ada. Kita hanya mati suri, “ tutur Kadir dalam sebuah wawancara di TVONE pada 10 Maret 2011, tepat 2 hari setelah buku Srimulat : Aneh Yang Lucu diluncurkan. Sebuah ungkapan yang unik, aneh dan menggelikan. Siapapun yang pernah mencintai Srimulat, minimal pernah menonton tingkah polah seniman Srimulat di atas panggung, akan selalu terkenang dan kangen untuk menonton mereka beraksi kembali.
“Srimulat butuh regenerasi. Saya setuju itu. Kita nggak bakal kebingungan atau takut bersaing berebut pekerjaan. Justru, Srimulat harus ada pemain barunya. Supaya Srimulat selalu ada,” ungkap Gogon di suatu acara “Penghuni Terakhir” yang ditayangkan ANTV pada 15 April 2011.
Berbekal segala amanat dari para senior Srimulat, kami memberanikan diri untuk mengajukan konsep audisi Srimulat Cari Bakat yang akhirnya disetujui ANTV untuk dijadikan sebuah serial panjang lengkap dengan audisi off air di 4 kota : Bandung, Jakarta, Solo dan Surabaya.
Audisi Bandung
Maka, mulailah kami menjejakkan diri di kota Bandung pada 16 April 2011. Tepatnya di Gedung Sabuga Bandung yang dekat dengan kampus ITB. Peserta Bandung cukup banyak, nah, karena baru penyesuaian awal, kami mencari pola kerja yang benar dengan memadukan beberapa juri dari Bandung seperti Aom Kusman, Mang Engkus (Kusye), ditambah juri dari Jakarta, Cak Lontong dan Mas Mamiek Prakosa yang mewakili dari senior Srimulat. Di Bandung, kami mendapat banyak bibit peserta yang tertarik untuk ikut audisi.
Namun, sayangnya, sebagian besar datang audisi kali ini tidak mempersiapkan diri dengan baik. Paradigma para peserta, sebagian besar, menganggap bahwa audisi Srimulat Cari Bakat adalah proses Casting! Hah? Waduh, lha ya jelas beda! Casting itu menuruti semua petunjuk dan aturan juri, sedangkan audisi adalah mempersiapkan konsep performa dari rumah yang siap ditampilkan. Jadi, sebagian besar peserta audisi Bandung, banyak yang malah bingung begitu berada di depan Juri. Acap kali mereka selalu berkomentar :
“Jadi, saya di sini disuruh apa ya, mas?”...
Jederrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr...!!!!!!!!!!! Bagaikan muka nabrak tembok, kami terlalu bingung untuk berkomentar dengan pertanyaan super lugu seperti di atas.
Tapi, nggak semuanya para peserta Bandung yang tidak siap untuk beraudisi. Sebagian yang lain, tampak cukup pede untuk mengeluarkan segenap kemampuan berhumor ria. Dari kota ini, terpilihlah 15 kandidat yang kelak akan disusutkan menjadi 5 orang untuk berangkat ke sesi karantina di Jakarta.
Audisi Jakarta
17 Apri 2011, tanpa jeda seharipun, audisi Srimulat Cari Bakat kali ini diadakan di kota Jakarta. Dari Bandung, kami berombongan konvoi kembali ke Jakarta. Tepat jam 8 pagi, berlokasi di studio ANTV Cawang, di kantor ANTV Cawang tepatnya, 300 peserta telah antri bersiap mengambil nomor dan regristasi ulang. Berbeda dengan di Bandung, penampilan peserta di Jakarta super gila dan bahkan ada yang terlalu Lebay! Tapi, dari sisi kegilaan, sepertinya, Jakarta nggak ada matinya. Lihat saja, beberapa cowok bertubuh bak Ivan Gunawan, lalu lalang dengan pakaian ketat senam berwarna PINK! Come on? Do you think that Srimulat is something about Clowns Festival? Oh No!!!! Belum lagi beberapa orang berpakaian wayang orang dan membawa sayap-sayap hiasan. Ada pula yang nekat membawa sayap kupu-kupu, ala Barbie Fairy Tales!
Penjurian di Jakarta dihadiri Eman, Derry Empat Sekawan, Cak Lontong dan Tarzan. Sementara Mamiek Prakoso juga mampir untuk melihat suasana. Eh, ditengah kesibukan proses penjurian, Nunung OVJ Srimulat datang dan ikut dalam pembuatan talkshow singkat bersama Pak Nurbuat yang tentu saja berbicara tentang audisi Srimulat. Sungguh hari yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Audisi 2 hari yang benar-benar menyita banyak tenaga.
Menuju Solo dan Surabaya
Hal yang paling ditunggu, adalah audisi Srimulat di Solo dan Surabaya. Untuk wilayah jawa tengah dan DIY, kota Solo dipilih sebagai pusat audisi. Kita tahu bahwa asal muasal Srimulat adalah kota Solo ini. Segala jerih payah, perjuangan lebih dari 60 tahun dan segala kegembiraan yang menyebar ke seantero negeri, adalah bersumber dari kota yang indah ini. Rencananya, akan digelar pada 23 april 2011, pas berbenturan dengan libur panjang yang dimulai pada 22 April 2011 bertepatan dengan hari raya Paskah.
Sebelum acara itu dimulai, pada kamis sore, 21 April 2011, tim promo ANTV datang ke Jogja untuk mengadakan talkshow On Air di radio RETJOBUNTUNG FM. Saya bersama teman-teman ANTV mencoba membagikan informasi seputar kegiatan audisi Srimulat yang akan diadakan pada sabtu harinya. Nah, seharusnya, pada talkshow sore itu, Gogon Srimulat berjanji untuk datang. Tetapi hingga acara berlangsung, ternyata Gogon malah ‘tersesat’ di wilayah Wates, Nah Lho! Akhirnya sang penyiar mewawancarai Gogon via telepon, untung saja acara tetap berjalan dengan meriah. Tapi tunggu dulu, setelah acara selesai, Gogon malah nongol di Radio RBFM! Dan ini dia statement dia yang menarik :
“Saya harus membuktikan bahwa saya memang sudah sampai di wates jogja. Supaya kalian nggak salah sangka dan menganggap saya berbohong. Ini buktinya, saya bela-belain dari Jakarta naik Bis untuk datang kemari!” Jelas Gogon dengan semangat dan napas yang terengah-engah. Ah Gogon yang baik, kami semua selalu dibuat surprise dengan tingkahmu yang unik itu...hahaha.
Keterkejutan kami belum selesai, tiba-tiba Gogon minta diantarkan pulang ke Solo. Karena ia berniat naik bis dari Kartasuro untuk menuju Jakarta! Lha? Bapak ini gimana sih? Baru saja datang ke Jogja, malah sudah rencana kembali ke Ibukota lagi?
“Coba bayangkan, mana ada pelawak yang mau melakukan hal ini seperti saya? Antarkan saya ya, mas? Soalnya besok saya ada syuting Penghuni Terakhir dengan ANTV.”
Hahahhahah...dan sepanjang perjalanan dari Jogja-Solo diliputi suasana yang benar-benar konyol dan menghibur. Gogon cerita soal perjuangan masuk ke grup Srimulat, sembari memberikan beberapa wacana yang menggelikan soal ceritanya tentang terlambat naik pesawat hingga berlatih menjadi pilot pesawat Komersial! Untuk cerita terakhir, saya akan ceritakan dengan detail di lain waktu. Sampai kota Kartasura, kami berpisah dengan Gogon yang nekat kembali lagi ke Jakarta dengan cara naik bis dari pinggir Jalan Raya! Benar-benar sebuah pelajaran tentang profesionalisme sederhana yang saya dapat malam itu. Betapa, pelawak juga sangat menghargai waktu. Sangat!
Acara selanjutnya saya bersama teman-teman ANTV mengadakan talkshow di Metta FM Solo. Saya coba menyemangati para pendengar radio Solo untuk ikut serta di audisi Srimulat kali ini. Supaya mereka bisa bersama mengibarkan panji Srimulat dan menjadi kebanggaan kembali kota Solo. Ah, rasanya luar biasa bisa berbagi semangat malam itu.
AUDISI SOLO 23 April 2011
Sabtu pagi Jam 8, saya sudah bergabung dengan teman-teman Srimulat seperti Pak Sarjito dan keluarga dari Ibu Djudjuk yang hadir untuk turut menonton dan merayakan audisi Srimulat kali ini. Sungguh sebuah kebanggaan atau sebuah kebahagiaan sederhana, hari itu, sekitar 230 peserta Audisi Srimulat wilayah Jateng DIY mendatangi lokasi audisi di Taman Budaya Jawa Tengah. Lokasi mengingatkan saya dengan banyak hal. Selama bertahun-tahun, waktu jaman saya kuliah di UNS, Taman Budaya di kota Solo ini adalah tempat menimba ilmu tentang budaya dan kesenian tradisional yang sangat padat dengan berbagai kegiatan pementasan. Jika hari ini, saya bisa hadir dan bersama mengadakan audisi Srimulat, adalah sebuah kebanggaan pribadi tersendiri, betapa akhirnya cita-cita mewarnai budaya Indonesia, dimulai lagi dititik bersejarah ini. Jujur, saya merasa terharu mengingat kenangan belasan tahun yang telah lewat. Kenangan akan keragaman budaya begitu membekas dan kali ini menampilkan ajang Srimulat Cari Bakat yang akan mencari bibit-bibit terbaik di kota ini.
Dan suasana audisi di kota Solo begitu meriah. Pembawa acara yang ternyata adalah anggota grup Nyioer Melambai, Kardi dan Londo, ternyata mampu mengocok perut penonton selama berjam-jam. Dan ini ajaibnya, para peserta Solo selama 12 jam, saling bergantian mengadakan pementasan spontan atau latihan bersama bergaya Srimulatan sambil mereka menunggu panggilan uji audisi. Video dan kegilaan mereka, Insya Allah saya upload dalam waktu dekat. Saya berikan foto-fotonya saja sebagai informasi awal. Dan proses audisi berjalan dengan sukses. Boleh dikatakan, Solo mempunyai bakat yang luar biasa banyak.
Beberapa rekan dari Jogja turut serta. Bahkan dari rombongan PLAT AB, hadir beberapa orang wakilnya untuk mengikuti audisi. Eh, iya, saya sempat bertemu dengan Setyawan Tiada Tara, Bosnya Plat AB. Saya ajak ngobrol dia bareng Mbak Herty Purba disela-sela acara audisi yang begitu panjang dan melelahkan. Yah, semoga saja di masa depan, kita mempunyai program acara baru. Dari silaturahmi awal yang sederhana, mengapa tidak kita buat mercusuar di masa depan? Semangat!!!!
Audisi Solo selesai pada jam 10 malam. Lebih cepat dari prakiraan. Saya bersama Ganang dan Pak Sarjito langsung bertolak ke Surabaya. Kami akan hadir di sana. Tunggu sambungan cerita ini ya...
Comments