Srimulatlah, sebelum Srimulat itu dilarang!
Srimulatlah, sebelum Srimulat itu dilarang!
Saya sengaja mengambil judul di atas untuk mengenang kalimat yang dipopulerkan oleh trio Dono Kasino Indro, Warkop : “Tertawalah, sebelum tertawa itu dilarang!” Lalu saya modifikasi menjadi judul di atas untuk membuat sebuah perbedaan, bahwa Srimulat adalah sebuah keniscayaan yang boleh jadi bakal membuat Indonesia tertawa lebih keras dan lebih riang lagi. So? Semoga tidak akan penah dilarang...eh, Nggak Nyambung ya? :)
Di masa orde baru, grup lawak Warkop menjadi sebuah fenomena unik di kalangan anak muda Indonesia. Keberanian mereka melontarkan lawakan yang menyentil dan menyindir pemerintah, bagaikan sebuah oase di tengah ladang tandus keberanian yang sedang tiarap. Srimulat memilih berada di posisi yang berbeda. Sebagai grup lawak terbesar yang mempunyai penggemar jutaan di negeri ini, Srimulat lebih memilih menjadi grup rakyat yang mengambil jalur komedi tradisional : dagelan yang menghibur.
“Kami tidak ingin membuat lawakan yang berpotensi membuat chaos!” terang Mamiek Prakoso, salah satu senior Srimulat yang sering berkomentar tajam di media massa. “Srimulat ingin menghibur dan membuat damai di negeri ini. Sudah capek kita dengan kondisi politik, buat apa harus pusing dan malah membuat masalah? Humor diciptakan untuk menghibur. Titik!”
Pendapat Mamiek Prakoso diamini rekan-rekannya. Seperti kita tahu, Srimulat adalah grup yang dibentuk sejak dari tahun 50-an dan mengalami proses pendewasaan lebih dari setengah abad. Kita, yang lahir dan besar sambil didendangkan beribu lawakan Srimulat, adalah manusia-manusia pecinta humor tradisional tersebut. Rasa kangen dengan gaya lawakan sederhana dan penuh dengan unsur tradisional yang dibuat para komedian Srimulat, adalah hal yang manusiawi.April 2011, saya mencoba berbuat sesuatu bersama manajemen Srimulat. Saya dan Mas Koko bersama rekan kreatif Ganang dan Ribut Mardiyanto, bekerja sama dengan tim produksi ANTV untuk menyelenggarakan audisi Srimulat Cari Bakat.
“Ini hal yang menakjubkan! Bayangkan, baru pertama kali di Indonesia. Atau bahkan pertama di dunia. Sebuah grup lawak membuat audisi mencari pemain baru secara nasional. Dan Srimulat adalah satu-satunya grup komedian yang melakukannya!” Terang Mamiek Prakoso pada acara audisi regional Jawa Barat yang diselenggarakan di Sabuga Bandung, 16 April 2011. Sesaat saya tertegun mendengar pendapat beliau yang diucapkan di hadapan ratusan peserta audisi. Saya nggak pernah menyangka efek penyelenggaraan audisi Srimulat, yang awalnya adalah sebuah rencana sederhana yang tertulis di buku “SRIMULAT : Aneh yang Lucu”, menjadi sebuah gelombang pekerjaan yang sejatinya mempertaruhkan hidup dan mati keberlangsungan hidup sebuah stasiun televisi dan grup Srimulat itu sendiri.
“Diawali dari sebuah obrolan gojekan di wedangan Solo dan Boyolali. Saya dan Mas Sony iseng-iseng ngobrol tentang masa depan Srimulat dan kemungkinannya menjadi sebuah proyek audisi. Eh, ndilalalah, kok malah kejadian beneran!” Sambung Mas Koko, pimpinan Srimulat yang saat ini juga bertindak sebagai penanggung jawab program Srimulat Cari Bakat.
Akhirnya, kami besama teman-teman ANTV menyelenggarakan putaran pertama di Gor Sabuga Bandung. Jujur saja, saya merasa bahagia banget melihat antrian ratusan peserta audisi yang mendatangi tempat ini. Mereka tampak sangat bersemangat dan memimpikan bisa menjadi bagian dari warisan Srimulat sekaligus ikut serta dalam proyek Srimulat Next Generation.
“Saya pengagum Srimulat sedari kecil. Saya ingin sekali menjadi anggota Srimulat muda. Semoga saya berhasil,” ujar seorang peserta audisi yang usianya sudah mencapai 30-an. Kami semua yang menjadi panitia saling berpandangan. Betapa banyak harapan yang dibawa oleh para peserta. Bahkan ada peserta yang telah mencapai umur 50-an dan masih berharap bisa masuk Srimulat.
“Loloskan saya ya, mas? Saya ingin jadi pengganti Tarzan!” Pinta seorang Bapak yang sudah cukup uzur. Namun semangatnya masih menyala-nyala.
Saya hanya bisa tersenyum. Lolos atau tidak audisi kali ini, tergantung dari kesiapan dan kemampuan mereka dalam mengolah wacana humor menjadi adegan yang enak ditonton. Di tim juri, terdapat teman-teman ANTV seperti Bang Arnold, Mbak Monica Desideria, Herty Purba, Basuki dan Pak Dudi Hendra Kusuma, Direktur Utama ANTV. Wuihhhh??? Orang-orang top level manajemen ANTV juga turun tangan untuk menangani audisi paling unik ini.
“Kita senang dengan audisi Srimulat kali ini. Semoga bisa menjadi acara televisi paling diperhitungkan tahun ini,” terang Pak Dudi singkat.
Lain lagi dengan pendapat Mbak Hety Purba, deputi Direktur Produksi ANTV. Beliaulah orang pertama yang menerima usulan program Audisi Srimulat pada bulan februari 2011. Mbak Herty jugalah yang memberikan keputusan program ini dijalankan sesegera mungkin.
“Ada bakat yang bagus nggak, mas?” tanya Mbak Herty ke saya singkat melihat kerumunan peserta yang antri mengambil formulir.
“Ada mbak, banyak karakter yang kita dapat dari Bandung. Tapi mereka harus dipoles lagi supaya paham tentang logika humor dan pengadegannya,”
Lalu, audisi hari pertama di Bandung berjalan dengan sukses. 15 orang peserta terbaik berhasil dikumpulkan dan siap menuju proses karantina Jakarta. Muka-muka haru dan teriakan gembira menggema di mana-mana. Seniman Bandung yang terkenal di era 80-an seperti Aom Kusuma dan Mang Engkus (Kusye) hadir dan menjadi ‘bulan-bulanan’ peserta.
“Peserta audisi 'gelo' semua, mereka melempar-lempar saya ke udara! Hehehe...” Komentar Mang Engkus setelah dirinya diturunkan para peserta dari gendongan puluhan peserta yang mengelu-elukannya.
Jam sudah mendekati angka 12. Bang Arnold yang menjadi komandan produksi hari ini menyatakan acara audisi hari pertama sudah selesai. Kami rapat sebentar sebelum pulang ke Jakarta. Beliau memberikan beberapa masukan dan briefing akhir sebelum bubar. Benar-benar melelahkan dan sekaligus menyenangkan!
Tepat jam 12 malam, mobil membawa tim manajemen Srimulat kembali ke Jakarta. Kami harus beristirahat selama 2-3 jam ke depan. Karena pagi berikutnya, kami akan menyelenggarakan audisi Srimulat area JABODETABEK di Jakarta. Semoga semuanya dilancarkan dan membawa berkah. Semoga hari-hari di depan mata, adalah sebuah pembuktian, bahwa Srimulat akan tetap ada, dalam suka dan duka.
Salam
Sony Set
Comments