Cerita Seru Diskusi JBDK 28 Oktober 2007

Mas Peri..., maaf, aku merasa kotorrrrrr(ngopy gaya Ratih,he..he..he..)
Setelah hari2 kemaren ngebuat kue spesial buat hut mami, mertua kakak meninggal, temen nikah, dan kesana kemari, barulah resume diskusi JBDK ini kelar Soriiiiiii....i...i....

Bagi temen2 yang kagak hadir di diskusi JBDK bisa baca cerita di bawah ini(pleasee.. jgn nyesel)
Sabtu pagi, janjian ma Ria di lampu merah pasar Rebo, tapi ya ampyun..n...n.. tukang ojek langganan pada ngilang, yang ada motornya doang, boleh nggak minjem motornya bang? Mungkin tukang ojeknya lagi ganti suasana, bukan ngojek lagi tapi rental motor, he..he..he... Kucuk..kucuk..., aku berlarian menghampiri Ria yang katanya nunggu di koridor busway Ps. Rebo. Sori Ri, telat...

Sebagai warga yang tinggal dekat terminal Kp. Rambutan, aku dengan pedenya janjian sama Ria, padahal belum tau MP Book Point dimana. Untungnya temen tadi pagi nelpon dan bilang kalo mau ke MP Book Point mendingan ke Ps. Minggu trus naik kopaja 614. Bener, akhirnya nyampe di tempat tujuan dengan sehat wal´afiat pada pukul 8.45 WIB. Jam segitu MP Book Point belum buka, untungnya satpam yang tinggi besar dan berpakaian hitam(spt bodyguard, ih...), menyilahkan kami masuk.

Indahnya pagi hari ku nikmati dengan melihat-lihat buku (terutama yang discount gede!!) dan ngobrol sama Ria, yang selain aktif di Pe Ta juga aktivis WALHI (Ria memang tipe gadis muda yang bersemangat).

Wuih... pas diliatin tempatnya, keren... Outdoor dengan konsep non formal, bangku- bangku dan meja untuk peserta disusun melingkar. Ada kolam renang gratis lagee.., Ari Lasso alias Tejee yang ngaku baru berumur 12 tahun, kecewa ngak boleh berenang, yah kan harus dibawah umur 12 tahun.

Alhamdulillah pukul 10 ke atas, peserta mulai pada datang, malah ada yang spesial datang dari Bandung hanya untuk menghadiri acara ini. Sekitar pukul 11 kurang acara dimulai, biasa banget orang Indonesia, ngaretnya ampyunnnn... Padahal di sms yang aku kirim ke para penghuni Pe Ta acara mulai pukul 09.00 WIB. Walau begitu salut dengan perjuangan teman-teman Pe Ta seperti Tatang yang katanya sempet kejepit kereta(sori, becanda) dan Yusril Ihza Mahendra alias Melvi yang harus menghadiri rapat Erte dulu.

Acara dibuka oleh Mala, yang pagi itu serasi dengan kaus belang-belang hitam. Lalu dilanjutkan dengan mas Peri yang guantengg(kata istrinya kaleee..) mengenai seperti apakah gerakan JBDK itu, seperti burger yang lezaaattt, gulai ayam yang beraroma, atau sambal ati yang pedesnya nendang(he..he..lagi laper). JBDK seperti yang kita ketahui dikendarai oleh dua makhluk yang kelihatan: Peri dan Sony Set, concern ke masalah maraknya video porno yang beredar di Indonesia, dimana notabene pembuat videonya para amatiran. Sayangnya mas Sony masih di Jogja dan baru akan tiba di Jakarta tanggal 1 November, jadi nggak bisa ketemu...

Fakta terbaru menurut mas Peri ialah kasus siswi SMP kelas 2 yang telah menjadi budak seks teman-temannya yang berjumlah 10 orang selama 1 tahun hanya karena siswi SMP kelas 2 itu direkam saat sedang melakukan hubungan seksual dengan pacarnya. Dengan ancaman akan menyebarluaskan video tersebut, siswi SMP tersebut harus melayani mereka bila sedang pingin melakukan hubungan seksual...

Indonesia telah dianggap sebagai negara yang melegalkan pornografi, kata mas Peri dengan mengijinkan majalah2 pornografi seperti For Him Magazine(FHM), Playboy dan majalah serta tabloid prono lain yang beredar bebas di masyarakat. Mas Peri kemudian menambahkan gerakan JBDK ini merupakan gerakan tercepat di Indonesia bahkan dunia, karena baru dilaunching April 2007, tapi sekarang gaungnya sudah terdengar kemana2. Oke deh pak, kita dukung lho..

Mbak Inke Maris, dari Sekjen Aliansi Selamatkan Anak Indonesia(ASA), yang juga mantan penyiar TVRI dan masih tetep cantik(kalo ini emang bener) membahas mengenai masalah pornografi di kalangan anak-anak mulai dari phedofilia, gambar kartun yang cabul sampai pemuatan gambar siswa SMP yang sedang mengadakan hubungan seksual di koran Pos Metro sekitar bulan Agustus 2007. Kasus ini sudah diajukan ASA ke pengadilan dan kata mbak Inke Maris, Direktur Pos Metro meminta bertemu dengan mbak Inke Maris Senin depan untuk membicarakan hal ini. ...... (dan seperti biasa, ada hal yang harus di sensor)

Yang menyedihkan di lapangan ASA menemukan komik yang terang-terangan menggambarkan dua tokohnya sedang mengadakan hubungan seksual, menurut Marlin dan Devi komik tersebut judulnya City Hunter, dan sudah beredar sejak Marlin SMU. Selain itu yang membuat aku mengelus dada saat mbak Inke Maris memperlihatkan pertanyaan anak-anak SD dlm bentuk tulisan sewaktu ASA mengadakan riset mengenai masalah pronografi ke sekolah SD. Pertanyaan-pertanyaannya membuat peserta pada melotot, tulisannya kira-kira seperti ini:

- Seberapa dalam vagina wanita?
- Bagaimana penis bisa terangsang bila bertemu vagina?
- Apa sih arti ngentot?

Padahal saudara-saudara, tulisan mereka tidak bisa dikatakan cakar ayam, tapi cakar bebek, karena gede-gede dan nggak beraturan. Duh, ngenesin banget anak SD sekarang..

Sebenarnya peraturan mengenai pornografi menurut mas Ade Armando sebagai eks dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), terkadang tergantung presidennya. Pas jaman Habibie majalah2 pornografi bisa dibrendel tapi pas next presiden, yaitu Gus Dur, dengan slogannya "Gitu aja repot?" majalah dan tabloid pornografi malah dibiarkan bebas beredar. Dan ada fakta yang mengherankan di Indonesia, kalau di Negara-negara Barat, organisasi wanita yang mengedepankan feminisme rata-rata menentang pornografi, di Indonesia malah para wanita feminis ini membela pornografi.

Sedangkan mas Eko Kuntadhi, Direktur Mobile Magazine Indonesia, mengatakan, maraknya handphone berteknologi canggih malah membuka peluang untuk remaja berbuat iseng. Bahkan di luar negeri handphone 3G bisa laku di luar negeri, karena dijual dengan content video porno di dalamnya. Teknologi itu baik menurut mas Eko, tapi tergantung pemakainya. Seperti warung internet yang menyediakan fasilitas kamar khusus, malah digunakan pengguna internet untuk mengadakan hubungan seksual.

Dengan mengikuti diskusi JBDK, rasanya kalau dibilang maraknya video porno di Indonesia ya parah banget, tapi seperti yang dikatakan oleh Ade Armando, dengan adanya gerakan JBDK ini, akan membuka mata masyarakat seberapa bahayanya video porno merusak moral anak bangsa. Selama ini gerakan untuk memberantas pornografi hanya digaungkan oleh komunitas agama sehingga terkesan agak diacuhkan masyarakat.

Diskusi berakhir sekitar pukul 12.45 WIB, para peserta tidak kunjung beranjak dari tempat duduk, malah asyik berdiskusi dengan para narasumber mengenai JBDK. Dan so pasti rombongan selebritis Pe Ta juga masih ngobrol sambil mengumpulkan piring yang masih berisi burger, cheese cake dan risol (he.he.., maklum pada kelaparan dan muka tembok). Ngak ketinggalan aqua yang masih tersisa tidak disia-siakan...

Ovy - Penulis Tangguh
(ovy aku posting tulisan kamu di sini juga ya)

Comments