Ayahku datang ke Jogja

Dua hari ini aku disibukkan dengan kedatangan ayahku ke Jogja. Beliau datang bersama rombongan bis yang membawa para tamu undangan dari Jakarta menuju Jogja. Semacam tour bersama sekaligus dipaketkan dengan acara menghadiri pesta pernikahan salah satu anak dari teman ayahku.

Ah saya nggak mau bicara soal pernikahannya. Saya mau bicara soal ayahku. Dia orang paling jujur sedunia. Saking jujurnya, beliau selalu merasa berdosa kalau mendapatkan uang hadiah. Lho? Panjang ceritanya. Intinya, Ayahku itu orang yang paling bersih. Sejak semasa beliau bekerja di BNI 46, ayahku pantang menerima uang sogokan atau uang hadiah. Pernah suatu saat, ayahku mengepalai bagian pemberian kredit di BNI. Ia merasa tidak kuat di bagian tersebut karena selalu mendapatkan godaan berupa uang sogokan dan uang-uang terimakasih bagi kreditur yang berhasil mengambil kredit di BNI.

Ayahku, dengan tegas menolak semua itu. Ia berpikir, lebih baik pindah ke bagian auditing dan tidak mau pegang di bagian kredit karena takut mendapatkan dosa akibat uang2 sogokan.

Jujur, aku bangga sekali dengan ayahku ini. Usianya sudah sepuh. Beliau kelahiran 1944, tapi masih kuat untuk berjalan ke sana kemari. Beliau lebih senang naik kereta api dan berjalan kaki menuju desa kelahirannya di wonogiri. Ayahku seorang jujur yang luar biasa dan tangguh. Staminanya sangat teruji. Dia masih terlihat sehat di usia hampir 70 ini.

Ah, aku mau cerita banyak tentang ayahku ini. Tapi biarkan selama beberapa hari, aku ingin bersama dia, mendalami makna hubungan anak dan ayah. Aku sangat bangga akan dia. Ia orang jujur. Dan aku sangat bangga menjadi anaknya.

Sony Adi..

Comments