Igauan Malam Jum'at


Adegan film Hollywood

Pernah berpikir nggak? Kalau apa yang kita alami dan kita pikirkan selama ini, belum tentu sebuah realitas? Pernah bayangkan nggak? Jika selama Anda berjalan menuju ke arah apapun, sebenarnya Anda hanya melihat sebuah realitas semu? Pernah berimajinasikah? Bila selama ini, hidup damai itu hanya sebuah upaya pencitraan dari usaha menunda peperangan besar?

Bahkan dunia mengalami huru-hara besar setiap 50 tahun sekali. Dari sekedar wabah, kelaparan, pembunuhan masal hingga perang dunia. Setiap 50 tahun sekali setelah masa huru-hara, akan hadir masa tenang yang kita sebut dengan realitas semu itu sendiri. Jadi, sebenarnya kita ini nggak aman-aman banget dalam menjalankan kehidupan. Kalaupun saat ini kita masih bisa senang-senang, hidup tanpa rasa lapar, berkecukupan dan bisa seenaknya menikmati gadget-social media dan jaringan sosial lainnya, sesungguhnya kita sedang menikmati waktu terbatas yang menurut saya yang bodoh ini, sebuah upaya untuk menunda kehancuran.

Fatalitas-isme banget ya?

Nggak juga, saya hanya mencoba berpikir jernih. Usia saya tahun ini sudah 40 tahun. Saya berpikir, dalam 20 tahun ke depan, mau jadi apa negara ini ya? Apakah Indonesia akan pecah rekor menjadi 500 juta penduduk yang mendiami negeri ini? Resource kita bakal habis karena jumlah manusia yang sebegitu banyak dan tidak ada persiapan untuk swa sembada pangan? Swa Karya dan Mandiri? Hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan-pekerjaan standar ala karyawan?

Hei, kita sedang berhadapan dengan perlombaan menuju ledakan populasi manusia. Kita sedang menuju abad perang dan proses eliminasi manusia. 

Gila? Segila itukah gambaran masa depan?

Lalu, sebuah prediksi berlatar jurnal ekonomi dan scientic dikeluarkan untuk menjabarkan kenyataan masa depan. Bahwa negara kuatlah yang akan memenangkan pertarungan ini. Sementara negara-negara seperti Indonesia yang sebenarnya nggak cukup kuat pondasi ekonominya, bakal jadi daerah rebutan yang dihancurkan pelan maupun cepat lewat konflik daerah, perang saudara, perang sentimen agama hingga perang buatan yang justru dilakukan kita semua dengan alasan saling membenci.

Ah, sudahlah, ini malam jum;at, saya sedang mengigau tentang fatalisme ini. Semoga ini hanya gurauan pahit semata. Mari nikmati hidup, toh kita hanya punya sedikit waktu untuk bersiap dan bersyukur. Maka,  mari kita tidur dengan tenang malam ini :)




(Catatan Foto : Sebenarnya saya sedang membandingkan 2 foto tentang adegan meeting darurat Presiden Amerika Serikat di Film Holywood dan perbandingannya dengan Meeting Darurat yang nyata dan dipimpin Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Bisa lihat gak bedanya? Hollywood terlalu lebay ya? Sementara meeting benerannya malah seperti pertemuan rapat Mahasiswa :p )


Sony Set

Comments

Saya juga berpikir seperti itu gan. Kalo udah orang terlalu banyak, resource berkurang, kemana lagi kalo ga ada huru-hara. Tapi nanti aja deh ya, 20 tahun lagi gitu, biar saya nikah dulu, punya anak dan anak saya sudah besar. :D

Hehehe...
this is everyday life in this world mas , dominasi kelas dan hegemoni