Refleksi JBDK! 2008
20 Desember 2008, aku bangun telat banget hari ini, ngelihat ke Handphone butut aku yang sedari tadi berpendar. Ada SMS masuk sedari subuh, ya Amplop, SMS dari ibu Meutia Hatta. Waduh, ibu mentri kita ini pagi-pagi sudah membalas kiriman SMS aku yang semalam. Soal penjadwalan ulang meeting JBDK-Srimulat yang diundur sampai Januari 2008. Ya, aku maklum banget dan sangat berterima kasih atas perhatian bu Meutia Hatta yang punya kesibukan segudang. Seorang mentri yang menjadi garda depan penentu keputusan pemerintah di bidang pemberdayaan perempuan, masih menyempatkan diri menghubungi aku yang bukan siapa-siapa ini...thx bu.
Ke Solo? Sebelum memberangkatkan diri menuju Solo, aku sempatkan jalan-jalan pagi bersama istri tercinta dan anakku yang bungsu, Syifa. Ah, ritual seorang kepala keluarga yang saya nikmati setiap hari. Ditemani dengan sepeda motor kecepatan sedang, membelah jogjakarta hadiningrat. Aku sengaja membuat surprise untuk anakku Syifa yang baru berusia 3.5 tahun. Aku belikan dia sebuah sepeda berwarna Pink. Ah, betapa bahagia memandang bola matanya berbinar, ketika ia tahu, aku menghadiahinya dengan Si Pink beroda dua.
"Syifa sayang Papa.."
Sebuah ciuman lembut tanda cinta yang polos, dikecupkan Syifa pada dahiku. Badannya yang mungil mencoba menggerakkan sepeda Pink Baru yang kini telah menjadi bagian dari dirinya. Kesetiap sudut rumah, ia berusaha untuk mengayuh pedal dan menjalankannya dengan penuh semangat. Nggak berapa lama, aku pamit ke istri dan anakku, Jam 11 pas, aku menyalakan sepeda motorku untuk bersiap menjelajah Solo. O iya, perjalananku ke Solo kali ini bersama Benny Pew, berboncengan ala kadarnya, memaksa berat beban 2 tubuh manusia di atas Suzuki Spin 125....arghhhhhhhhhhhhh....!
Perjalanan ke Solo yang jaraknya 60 kilometer dari Jogja siang ini sangat nyaman. Mendung memayungi seluruh aspal jalan. Kadang kala, beberapa tetes air hujan menjadi embun-embun kecil pembasuh rasa penat. Aku nggak berani nggeber dengan kecepatan lebih dari 70 km/jam. Sederhana saja, tubuh dan jiwaku hanya tinggal memiliki 50% kegilaan membalap masa remaja. Alhasil, perjalanan ini bukan sebuah rute rally, hanya sekedar membuktikan, bahwa diri ini masih belum lelah menempuh jalur aspal.
Sampai di Solo kota, jam 12.20. Aku dan Benny Pew istirahat makan di rumah makan Kadipolo, seberang Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Menikmati santapan Pecel dan kikil yang enak tenan! Mak Nyusssss! Top Markotop.
Tapi kami nggak berlama-lama di rumah makan ini, karena kebetulan, hari ini aku diundang untuk wawancara radio di RIA FM Solo. Singkat cerita, akhirnya aku mengisi sesi wawancara yang dimulai di jam 13.15. Penyiarnya juga punya nama Benny! Wah, berapa juta orang Indonesia yang punya nama Benny ya? Benny Pew, Benny penyiar, Benny and Mice.....
Mas Benny ini, seorang penyiar radio Sonora Jogja yang ditugaskan di Solo untuk mengurus manajemen dan kreatif Radio Ria FM yang baru saja diakusisi Kompas Group. Kita pernah bertemu sebelumnya di Jogja, sekitar bulan Agustus 2007 dalam sebuah wawancara pula.
Tapiiiiiii...sebenarnya isi wawancara kali ini masih sekitar kegiatan JBDK! yang kali ini punya event dan gawe di Kabupaten Sukoharjo. Kita bersama komunitas Film Indie di sana akan melaksanakan kegiatan kampanye JBDK dan pemutaran film dokumenter JBDK. Oh ya, sekedar informasi, gerakan "Jangan Bugil di Depan Kamera!" mempunyai 4 film dokumenter yang sudah ditayangkan di berbagai televisi nasional.
Beberapa judulnya antara lain :
1. Gerakan JBDK, ditayangkan di Mata Rantai ANTEVE pada februari 2008.
2. Bisnis Video Bugil - JBDK, ditayangkan di Metro TV-Metro Realitas Agustus 2007.
3. Fenomena Pornografi dan gerakan JBDK, ditayangk di SCTV, Maret 2008.
4. Warnet Mesum dan Pornografi, ditayangkan di Trans TV, Reportase Investigasi, April 2008.
Kalau melihat kebelakang, selama setahun ini, gerakan JBDK! mendapatkan banyak kejutan tidak ternilai dari sahabat-sahabat dan media yang mendukung kami. Kami tidak pernah menyangka bahwa karya sederhana ini menjadi sebuah semangat bersama untuk berbuat demi negeri. Terimakasih untuk semua rekan wartawan, rekan Broadcast radio dan TV, teman-teman dari komunitas penulis dan film, yayasan Srimulat, rekan-rekan di kementrian pemberdayaan perempuan dan kementrian pemuda dan olah raga.
Aku percaya terhadap segala gerakan yang dimulai dengan cinta dan rasa tulus untuk berbagi.
Aku percaya pada semangat untuk berbuat baik.
Aku percaya pada sebuah perjuangan yang mengedepankan kerendahan hati dan persahabatan.
Terimakasih Allah, untuk JBDK! yang telah Engkau beri.
Salam,
Sony SET.
Comments