Ide Kreatif, local Content <->Tayangan televisi



Ide Kreatif, local Content <->Tayangan televisi

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menyelenggarakan sebuah diskusi dan workshop penulisan skenario dan perancangan tv program. waktu itu saya selenggarakan di JogJakarta, dan kebetulan pesertanya ada beberapa dari staf produksi dan promosi televisi nasional dan rekan-rekan dari televisi lokal. Workshop waktu itu, berfokus, bagaimana membuat sebuah local content yang menarik dan bisa diterima menjadi tayangan nasional. Beberapa ide yang masuk selalu berhubungan dengan masalah ide lokal budaya yang dikemas dengan gaya entertainment dan disajikan dengan gaya bahasa lokal dicampur gaya gaul ala metropolitan. Klop!

Mix and match, mencampur berbagai macam elemen dan disajikan secara kombinasi menjadi berbagai macam tayangan. sepertinya gampang dan mudah dilaksanakan, tetapi pelaksanaannya ternyata Pecah Ndase! Kita sering berpikir untuk membuat sebuah tayangan terlalu rumit, bercita-cita sehebat stasiun televisi nasional dengan berbagai macam peralatan siar termutakhir. Walah?

Bukan bermaksud meremehkan kekuatan peralatan tv-tv lokal. Ada sebuah stasiun televisi lokal di jawa tengah yang peralatannya mengadopsi sebuah stasiun televisi di hongkong. Yang dikejar kualitas gambar dan standar minimal bisa sejajar dengan stasiun televisi besar. Tetapi apa yang terjadi? peralatan-peralatan kamera DV yang dimilikinya akhirnya dikonversi menjadi sistem mini DV di tahun-tahun terakhir. Supaya bisa menghemat biaya. hehehehehe...

Saya coba memberikan sebuah masukan, bagaimana MTV pada awalnya adalah sebuah stasiun televisi dengan peralatan 'apa adanya'. Konsep studio, program directing yang agak nyeleneh, hingga kegilaan ide-ide MTV seperti tayagan JACK ASS dsb, membuktikan, bahwa ide kreatif bisa menjadi lebih hebat walau dengan peralatan apa adanya.

Saya jadi ingat Bajaj Bajuri. Konon di episode 1-100, Bajaj Bajuri dibuat dengan menggunakan kamera Cannon XL1/XL2. Yang sekarang banyak digunakan wartawan infotainment atau para pengusaha syuting pengantin.

Bajaj Bajuri adalah contoh kesederhanaan, bagaimana sebuah ide kreatif menjadi sangat menarik, walaupun dibuat dengan standar gambar 'News' dan Infotainment.

Jangan bayangkan kita bisa membuat gambar-gambar apik sekelas TV-TV kelas nasional yang kameranya saja ratusan juta rupiah satu bijinya. Jangan memaksa membuat sinetron dengan gambar-gambar bagus sekelas perusahaan-perusahan PH India. Kenapa kita nggak belajar dari Bajaj Bajuri atau MTV? Bahwa dengan peralatan 'apa adanya', kita bisa membuat konten yang dahsyat.

Kembali ke soal Konten, lalu sebenarnya, konten lokal apa sih yang bisa ditawarkan dan diprediksi bisa menjadi isu nasional.

Maka saya bisa mendefinisikannya menjadi sebagai berikut :

1. Karakter : Menurut saya, jika Thukul Arwana dulu dibuatkan program seperti Empat mata di tv lokal, maka ia akan punya efek yang sama seperti saat dibuat di televisi nasional. karena TA adalah sebuah karakter, ia dengan gaya lokal dan kepolosan nggak ada duanya, ternyata bernilai milyaran rupiah ketika di tawarkan ke televisi nasional. TEAMLO adalah grup musik dagelan Solo yang sangat LOCAL Content. Teamlo bisa menembus Televisi Nasional karena Teamlo sangat berkarakter. Dan berbagai macam karakter yang pernah wara-wiri di layar kaca seperti SRIMULAT, Benyamin dsb, adalah Local Content dari orang-orang dengan karakter budaya yang kuat. Maka, carilah karakter-karakter unik di daerah anda. Karena mereka akan membawa bendera local content menuju nasional. tapi terus terang, nggak mudah membuat sebuah tayangan dengan menggantungkan kekuatan pada Karakter. Selain masalah casting dan susahnya mencari tokoh yang tepat, kita berhadapan dengan berbagai nilai, sosial, ideologi dan matematis. Beberapa bulan yang lalu, saya pernah mencoba mengangkat profil Mbah Marijan menjadi seorang Host dengan tema acara : Marijan Show. Saya kebetulan dapat bantuan dari sebuah stasiun televisi nasional dan lokal di jogja untuk merancang acara ini. Tetapi akhirnya mentok, karena mbah marijan, bukan orang yang senang berada di depan kamera. Padahal, idenya, kepingin bikin seperti Kick Andy Metro TV, tapi ala Jogja, ala Marijan..hehehe. Nah sampai hari ini, saya lagi mencari orang sekelas mbah marijan. siapa tahu, suatu saat, ada sebuah talkshow yang lebih gila, serius dibandingkan yang sudah ada.

2. Obyek : Obyek seperti tempat, makanan dan berbagai pernik hasil manifestasi berbudaya adalah hal yang bisa dijadikan local content yang menarik untuk dibuatkan tayangannya. Apalagi kalau digabungkan dengan berbagai macam isu, kepercayaan, magis atau berbagai. Kalau hal seperti ini, anda pasti kenal soal wisata kuliner, jalan-jalan atau dulu pernah booming tayangan magis. Nah, sebagian besar menggunakan set dan obyek di daerah. Apakah ini local Content? sederhana saja, kalau berkaitan dengan masalah budaya dan kehidupan didaerah tempat tayangan ini dibuat, mengapa tidak?

3. Visi dan Misi
Saya jadi ingat ketika Musik Reggae dibawakan para jamaican menuju panggung dunia. Mereka membawa visi dan misi sebagai alat perjuangan dan PR. Ketika MUSIUM REKOR INDONESIA, yang nota bene adalah sebuah misi unik, mencatat segala macam rekor di Indonesia, dan bermarkas besar di semarang, MURI selalu membawakan nama besar Jamu Jago dan semarang disetiap lawatannya di Indonesia. Saya lagi mencoba membawa misi "Jangan Bugil di depan Kamera!" dari Jogja, kebetulan gerakan ini telah menjadi beberapa tayangan di televisi lokal dan nasional. So? masih banyak visi dan misi yang bisa dibuat daerah yang diimplementasikan ke televisi Nasional dan Lokal secara serentak.

Nah, saya mengerti, Anda sedang berpikir keras merancang berbagai macam ide yang menarik. jangan takut, dimanapun anda berada, di hutan atau di kota, saatnya menyalakan ide kreatif anda menjadi kenyataan.

Lalu? Mari kita ramaikan dunia televisi kita dengan berbagai ide kreatif. Sekarang juga.

Sony Set
http://tvlab.blogspot.com
0818 936 046
penulistangguh@gmail.com

Comments

Anonymous said…
hahaha....itulah mas ada beberapa orang yang ingin terjun dibidang broadcast dengan pengalaman yang kurang, dan mengandalkan perlengkapan yang canggih yang harganya wuih..dengan perlengkapan standar tapi dibarengi inovatif dan kreatif pengelolanya aku yakin merekalah yang akan bertahan dan dapat sukses dibroadcast.
tapi aku tetap yakin bahwa suatu saat indonesia akan mempunyai SDM yang kreatif dan inovatif...tetap semangat mas..merdeka
Anonymous said…
Saya setuju dengan anda, pengerjaan program lebih pada penguasaan ide, dan dukungan teknis memperkayanya. Contoh nya buat saya macam ini : Sudah tahu pake kamera PD170, ya udah jangan nembak ke awan, simple kan ?
Sudah tahu chromakey tidak bisa di kompresi 4:2:0, ya lightingnya pake yang Cool Loght dong. Simpel kan. Plus Minus pasti banyak bgt di industri kita.

Iis Juli Arnowo
Broadcast System Integrator
Lotus Media, CV
Cell: 021-91964349
Tel/fax: 021-77215072
email: lotusmediainfo@gmail.com
Please visit us at http://lotusmedia.multply.com
Dunia TV said…
Betul. Media Televisi atau Radio, baru akan jadi sesuatu jika content-nya yang bagus, buka alat atau gedungnya.

Salam dari Moderator Dunia TV

http://duniatv.blogspot.com