Media Indonesia 14 Agustus 2007





Hentikan Penyebaran dan Pembuatan Video Porno!


Apa kabar anak muda Indonesia? Apa film porno terbaru buatan kalian? Siapa lagi yang menjadi pelaku dan korban? Apa kabar teknologi? Berapa banyak koleksi video mesum terbaru yang tersimpan dalam kartu memori handphone Anda? Masuk ke setiap sudut tempat-tempat tersuci, dalam setiap sujud dan doa yang kita panjatkan. Terbawa sengaja dan tidak ke dalam rumah-rumah ibadah. Dan kita menikmatinya sebagai tontonan karya anak bangsa, buatan lokal yang gaul dan kebablasan? Setiap saat dan waktu, di segala kesempatan. Menjadi aktor-aktor film porno instan dengan hanya bersenjata handphone dan keberanian berbugil ria, hubungan sex yang diumbar menjadi tontonan gratis untuk siapa saja.


Semoga saja tidak ada yang merasa tersinggung dengan pernyataan di atas. Ratusan film porno buatan anak-anak muda negeri ini berlalu lalang dalam saluran-saluran internet. Dan hampir setiap hari, ditemukan minimal 2 kasus judul video porno baru yang disebarkan lewat jaringan virtual. Sebuah fenomena gunung es, jangan-jangan kita sedang berhadapan dengan jebakan pornografi yang disikapi menjadi sebuah gaya hidup? Nggak gaul kalau tidak membuat video porno? Sudah sedemikian gilakah kita?


Sebuah kasus video mesum yang dibuat mantan anggota DPR dan seorang artis selingkuhannya tersebar luas ke seluruh pelosok negeri. Benteng panutan terakhir yang seharusnya menjadi gerbong perubahan mendasar ke arah perubahan moral yang lebih baik, ambruklah sudah. Tercatat, sekitar 19,6 juta pengguna internet dan handphone di Indonesia telah mengkoleksi rekaman video mesum "si tuan dan si mbak yang terhormat". Katakanlah, biaya minimal untuk mengunduh file data video mesum tersebut adalah sebesar Rp. 1000,-. Kira-kira, kita telah mengeluarkan uang sebesar 19,6 juta orang dikalikan Rp. 1000,- setara dengan nilai uang 19,6 milyar! Sebuah tayangan fantastis dari wakil rakyat kita, kepada jutaan rakyat yang terkena penyakit kronis pornografi, membuat negara kita semakin memboroskan uang sia-sia untuk sebuah kecanduan massal.


Lalu kita harus melakukan apa? Membiarkan semakin banyak korban? Teman sekampus, kekasih tercinta, sahabat, pejabat, orang tua, murid, guru, adik, keluarga dan akhirnya menuju kegilaan pornografi yang mematikan dan siap disumpalkan dalam benak kita : Tayangan video porno kekerasan dan fedofilia. Silahkan berbicara atas nama cinta dan kebebasan berpendapat, namun sadarkah Anda bahwa kita sedang menuju jebakan terbesar kegilaan pornografi? Secara bersama-sama, sendiri-sendiri, sembunyi-sembunyi dan berpura-pura tidak peduli terhadap jagad gaul terkini, satu persatu karya tayangan mesum anak bangsa menjadi ratusan buah film porno mini yang terungkap. Video mesum mahasiswa kampus, sex party anak SMU, kamera tersembunyi kos-kosan mahasiswa, dari sabang sampai merauke, berjajar para pembuat film porno dadakan.


Sebuah buku yang baru saja dirilis mengungkapkan data dan fakta terparah dari fenomena kegilaan pornografi ala anak muda Indonesia. Buku yang berjudul "500+ Gelombang Video Porno Indonesia" mengungkap banyak hal yang mencengangkan, bahwa dunia gaul anak muda sedang terjangkit virus hobi membuat film porno dengan cara instan. Fakta di masyarakat menunjukkan, terjadi pola yang sama berkembang luas kebiasaan gila di kalangan anak muda kita, yakni, keinginan berlebihan untuk tampil telanjang, bugil dan berhubungan seks, direkam dengan kamera handphone dan dengan disengaja atau tidak, kita menyebarkan semua rekaman tersebut beramai-ramai.


Hanya ada satu pilihan untuk menghentikan semua ini : "Stop cukup sampai di sini! Indonesia tidak memerlukan film porno baru lagi! Mari berjanji untuk melawan, mari bersumpah, demi masa depan kita dan Indonesia yang lebih baik, jangan bugil di depan kamera! Jangan buat film porno lagi! Cukup!"


Semoga saja teriakan ini bukan sebuah bunyi sayup-sayup, karena sesungguhnya telah terjadi perang yang tidak seimbang antara kegilaan jutaan materi pornografi dunia, melawan teriakan jiwa-jiwa yang gelisah. Mari berjuang melawan dan menghentikan semua ini. Semoga.


Sony Set.

Penulis Buku "500+ Gelombang Video Porno Indonesia"

Motivator Kampanye "Jangan Bugil di depan Kamera!"

http://www.janganbugildepankamera.org

Comments

Anonymous said…
GOOD JOB....... BRAVO for u gus.....
Anonymous said…
Saya pikir fenomena ini muncul karena banyak faktor, antara lain: Pendidikan, Ketersediaan Alat serta peran orang tua yang kian kendor. Menyinggung hal yang terakhir, yaitu tentang peran orang tua, memang patut digugat karena banyaknya tanggung-jawab yang telah ditinggalkan.
Untuk itu, saya pribadi berharap agar semua produk hukum yang ada harus ditegakkan!!!