Samsung Writing Competition
Saya punya sedikit kisah sukses tentang karya saya dalam
membuat acara komedi Srimulat Cari Bakat ANTV
pada 2011. Memang sudah 2 tahun lewat, tetapi membuat acara televisi yang
melibatkan ribuan orang peserta audisi humor Srimulat Cari Bakat, melibatkan puluhan
tenaga kerja ANTV dan segenap
dukungan dari keluarga besar Srimulat adalah titik puncak kreatifitas saya di
dunia pertelevisian dan komedi Indonesia.
Saya menganggap itu sebuah kesuksesan. Karena sudah lama
saya ingin melihat grup komedi terbesar Indonesia, Srimulat, kembali tampil di
panggung televisi. Bukan melulu dalam format komedi panggung melainkan menjadi
sebuah acara audisi yang begitu rumit dan melibatkan sebuah stasiun televisi
menjadikannya tayangan serial selama berbulan-bulan.
Awal mulanya, saya menulis buku tentang kisah perjalanan
grup komedi legendaris Srimulat. Dimulai dari tahun 2008, data tentang Srimulat
satu persatu saya kumpulkan lewat riset dan hasil wawancara dengan putra
Almarhum Pak Teguh pendiri Srimulat. Nama beliau, Mas Koko. Darinya saya
mendapatkan kisah luar biasa sebuah grup komedi beranggotakan lebih dari 100
orang yang didirikan sejak tahun 1950-an, oleh ibu Srimulat dan Pak Teguh. Ya,
Srimulat diambil dari nama pendirinya, ibu R.A Srimulat. Seorang bangsawan yang
bertransformasi menjadi seniman panggung dan menjadi wanita pertama di
Indonesia yang mendirikan grup komedi terbesar hingga saat ini.
Lalu, buku Srimulat I dan II berhasil saya tulis dan
diterbitkan penerbit Tiga Serangkai Solo. Buku ini masih dapat Anda jumpai di
berbagai toko buku besar di Indonesia. Tidak berhenti di pembuatan buku, saya
mencoba melemparkan ide untuk membuat acara audisi mencari Srimulat Junior yang
akan meneruskan tradisi lawak Indonesia. Gayung bersambut, saya bersama manajemen Srimulat berhasil
mengajak bekerja sama dengan stasiun ANTV untuk membuat acara audisi Srimulat
Cari Bakat pada 2011.
Lalu, detik-detik mengharukan itu terjadi. Acara audisi
Srimulat Cari Bakat berhasil mempertemukan keluarga besar Srimulat yang
sebagian tercerai berai di berbagai kota di Indonesia. Air mata saya menetes
tatkala melihat para senior seperti Pak Tohir (pemeran drakula), Bambang
Gentolet, Didik Mangkuprodjo, Eko Londo dan para punggawa Srimulat dari
Surabaya, turut bergabung memeriahkan acara audisi ini di Jakarta, Bandung,
Surabaya dan Solo. Betapa sekian lama mereka hidup saling terpisah, sementara
rekan-rekan mereka seperti Mamiek, Gogon, Tarzan, Nunung OVJ, Kadir dan
beberapa senior lainnya yang tinggal di Jakarta dan mencapai puncak popularitas
di sana.
Acara ini bukan sekedar sebuah audisi. Melainkan sebuah reuni
keluarga besar Srimulat yang sekaligus mencari bibit-bibit penerus di masa depan. Para peserta Audisi yang
rata-rata berasal dari orang-orang daerah datang sambil membawa mimpi, kelak
akan menjadi komedian terkenal. Saya merasa bahagia melihat semua itu bisa
terjadi.
Ah, saya sudah cukup bahagia melihat pencapaian ini. Dan
bagi saya, ini sukses yang mengharukan.
Comments